Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah inovasi diartikan sebagai penemuan baru yang berupa gagasan, metode, atau alat yang berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya. Sementara itu, He (2017) mendefinisikan inovasi sebagai aktivitas-aktivitas menciptakan produk-produk material atau produk-produk intelektual untuk peradaban dan kemajuan masyarakat. Inovasi terkadang menghasilkan sesuatu yang benar-benar baru atau hanya mengubah sesuatu yang sudah ada menjadi tampak baru.
Hitcher (2006) dalam bukunya The innovation paradigm menjelaskan bahwa inovasi pada awalnya dianggap sebagai sebuah seni yang membutuhkan inspirasi, imajinasi, keterampilan-keterampilan yang dipelajari, dan kemampuan bawaan. Inovasi dianggap hanya mampu dilakukan oleh orang-orang yang memiliki bakat tertentu, tidak bisa dilakukan oleh semua orang. Tapi kemudian Hitcher membuktikan bahwa anggapan bahwa inovasi merupakan seni adalah keliru. Inovasi bukanlah seni melainkan sains yang dapat dipelajari. Itu artinya, inovasi tidak hanya dapat dilakukan orang-orang bertalenta saja, melainkan dapat dipelajari dan dilakukan oleh semua orang.
Di era yang sangat canggih sekarang ini, inovasi sudah menjadi sebuah keniscayaan. Inovasi harus dilakukan oleh semua pihak baik lembaga pemerintahan, perusahaan-perusahaan, lembaga pendidikan, berbagai macam organisasi kemasyarakatan, bahkan individu-individu. Tanpa atau tidak melakukan inovasi berarti terbelakang, kalah, bangkrut, bahkan mati. Negara yang tidak melakukan inovasi menjadi negara terbelakang. Perusahaan yang tidak melakukan inovasi menjadi perusahaan pecundang, bangkrut, kemudian mati. Individu-individu yang tidak melakukan inovasi akan kalah bersaing dalam mendapatkan pekerjaan yang layak bahkan mungkin menjadi pengangguran yang untuk bertahan hidup pun tinggal menunggu belas kasihan.
Inovasi sudah menjadi faktor fundamental suatu bangsa dan negara modern untuk mempertahankan status, keberadaan, dan pengaruhnya. Global Innovation Indeks setiap tahun melakukan pengukuran dan penilaian terhadap tingkat inovasi di suatu negara untuk menentukan seberapa berkembang negara tersebut. Negara-negara yang termasuk kategori maju merupakan negara-negara yang masuk peringkat atas dalam daftar yang dibuat lembaga tersebut. Sementara negara-negara berkembang atau bahkan terbelakang merupakan negara-negara yang masuk peringkat menengah ke bawah. Setiap tahun Indonesia selalu masuk ke dalam kategori kedua ini. Pada tahun 2019, Indonesia menduduki peringkat 85 dari 129 negara (Global Innovation Index, 2019).
Inovasi juga menjadi strategi utama perusahaan-perusahaan mulai dari usaha skala kecil, menengah, hingga perusahaan-perusahaan raksasa untuk tetap bertahan di tengah persaingan bisnis yang ketat. Perusahaan-perusahaan yang tetap bertahan adalah perusahaan-perusahaan yang terus menerus melakukan inovasi secara berkelanjutan. Sementara perusahaan-perusahaan yang stagnan, tidak melakukan inovasi, pada akhirnya mengalami kemunduran bahkan sampai mengalami kebangkrutan, tergulung oleh persaingan ketat dalam memperebutkan pasar. Blackberry yang diceritakan di bagian awal merupakan salah satu contoh kegagalan berinovasi paling besar dalam tahun-tahun belakangan ini.
Individu-individu yang memiliki kemampuan berpikir kreatif dan inovatif menjadi incaran banyak perusahaan, mulai dari perusahaan nasional hingga perusahaan multinasional yang menawarkan gaji super tinggi. Setiap tahun perusahaan sekelas Alfabet (induk perusahaan Google) menyeleksi calon karyawan yang bukan sekedar pintar dan jenius melainkan juga kreatif dan inovatif. Orang-orang kreatif yang enggan bekerja untuk perusahaan-perusahaan sekelas Alfabet, Amazon, Apple, Facebook atau Samsung, dapat mendirikan perusahaannya sendiri dengan mendirikan perusahaan rintisan (startups). Facebook merupakan contoh sukses perusahaan startups kelas dunia. Sementara Gojek merupakan salah satu contoh sukses untuk kelas Indonesia. Lalu kemana individu-individu yang tidak kreatif dan inovatif? Mereka menjadi penghuni daftar pengangguran yang makin hari makin membludak. Kalaupun bekerja, mereka mendapatkan pekerjaan kasar dan berat dengan bayaran yang sangat murah serta tidak terjamin keberlangsungannya.